DESA ADAT KUTA GELAR UPACARA TOLAK BALA MOHON ANUGRAH DEWA BARUNA

BADUNG ( PANCAR DEWATA ) – Desa Adat Kuta melaksanakan upacara Nangluk Merana dan Pamlepeh Sasih, setiap tahun sekali yang bertujuan untuk menetralisir wabah atau merana. sehingga terwujud keharmonisan alam beserta isinya. Pelaksaanan Upacara dilakukan dengan loka dresta, diselenggarakan pada Kajeng kliwon Eyitan sasih kanem

Upacara Pecaruan sasih dan Nangluk merana tahun ini diselenggarakan pada Rabu 4 Desember 2024, bertepatan dengan hari suci Buda Kliwon Matal Kajeng Kliwon Enyitan Sasih Kanem dan upacara dipusatkan di Pantai Kuta, berbeda dengan tahun seelumnya, diselenggarakan di Pura Dalem Kahyangan Desa Adat Kuta.

Menurut Bendesa Adat Kuta Komang Alit Ardana, lokasi di pesisir pantai dipilih untuk mengaturkan upacara sekaligus melaksanakan ritual pakelem, yaitu persembahan suci kepada Dewa Baruna, penguasa lautan. “Kami memohon tirta amerta dan tirta pembersihan dari Sang Hyang Baruna yang juga kita berikan kepada masyarakat kita yang di Kuta,” berhubung Pura Dalem masih dalam tahap renovasi, ujarnya

Alit menjelaskan, rangkaian kegiatan dimulai pukul 06.00 Wita dengan pengaturan caru atau tawur di perempatan atau Pempetan Agung (Catus Pata) Desa Adat Kuta, serta mengaturkan pekelem ketelengin segara. Dilanjutkan dengan, pelawatan barong dan Ratu Ayu dari berbagai banjar di Desa Adat Kuta mengaturkan tawur di sejumlah lokasi penting pelawatan barong Banjar Pelasa, di wewidangan Banjar Pelasa, Pelawatan Barong Bang, dari Banjar Pemamoran di wewidangan di ciri timur desa adat kuta dan di margatiga Bale Agung Pura Desa, Pelawatan Barong Singa, Puri Agung Satria Kaleran, melakukan upacara tawur di perempatan SDN 1 Kuta dan perempatan Jalan Blambangan sisi timur. Kemudian pelawatan Barong Selem Banjar Tegal, melakukan tawur di pertigaan Bunisari dan perempatan Pasar Seni Kuta.

Sedangkan untuk pelawatan Banjar Pande Mas melakukan tawur di pempatan Agung Catus Pata dan di depan Pura Ungan-Ungan, dan terakhir pelawatan Ratu Ayu Barong Landung Banjar Segara melakukan tawur di sisi Selatan tepatnya di Patung Baruna, dan di sisi Timur di depan Wisma Bayu.

Upacara puncak di Pantai Kuta menjadi simbol permohonan kepada Dewa Baruna agar memberikan anugerah kepada masyarakat Kuta. Selain pakelem, dilakukan pula penyebaran tirta suci ke seluruh krama Desa adat kuta . Ritual ini bertujuan untuk menetralisir energi negatif, menjaga keseimbangan, serta membersihkan aura buruk di lingkungan masyarakat. Harapannya, dengan melaksanakan upacara ini, seluruh masyarakat Kuta tetap berada dalam keadaan rahayu dan jagat ini selalu harmoni,” kata Alit.

Setelah selesai mempersembahkan caru di perempatan masing-masing, pelawatan barong kembali ke Payogan masing – masing. Namun, Alit menegaskan bahwa Upacara Pemahayu Jagat yang biasanya dilakukan di Pura Dalem, akan tetap menjadi bagian dari tradisi setelah perbaikan selesai.

Upacara Nangluk Merana memiliki arti mendalam, yakni mengusir wabah/ tolak bala dan memulihkan keseimbangan alam semesta. Tradisi ini juga menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk merefleksikan diri, memperkuat rasa kebersamaan, dan mempersembahkan rasa syukur kepada alam.

Bendesa Adat Kuta, Komang Alit Ardana berharap dalam rangkaian upacara ini tidak hanya upacara saja yang harus kita fokuskan, yang tidak kalah penting, krama harus bersama-sama menjadi satu kesatuan, mesikian, ngilangin pekayun, ngerastiti jagat agar selalu tetap dalam keadaan rahayu, rahajeng di dalam menjalani tatanan kehidupan bermasyarakat di Desa Adat Kuta. ( Ajk)

 

Berita Terkait

Pengurus SMSI Kota Denpasar Dilantik, Fokus ...
HUT ke 8,SMSI Kabupaten Tabanan Gelar ...
Bupati Komang Sanjaya Saksikan Pelantikan Pengurus ...
Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) ...